Pages

Selasa, 31 Mei 2011

Berkenalan Dengan DEMAM

Bunda dapat Info lagi dan akan bunda share. Maklum Bunda baru jadi Orang Tua, harus banyak baca dan mencari informasi yang berguna untuk perkembangan Jagoan Bunda, dan Calon adek Aiz. Hehehe... Jadi So Pasti dong, REPOST.  Kali ini mengenai DEMAM.

Didalam tubuh kita, ada suatu mekanisme yang berfungsi untuk mengatur suhu badan secara konstan, dimana suhu konstan tersebut berada antara 37(±1) derajat celcius. Jadi suhu badan normal adalah antara 36-38 derajat celcius.

Kapan seorang anak dikatakan demam?
Seorang anak dikatakan demam bila suhu badannya berada di atas 38,5 C. Pengukuran suhu dilakukan dengan menggunakan termometer ya...jangan dirasa dengan tangan, karena tangan kan ga ada alat pengukur berapa derajatnya...
Nah, ngukur suhu badan dengan termometer bisa di daerah rektal (dubur) yang paling dekat dengan suhu tubuh sebenarnya maupun di mulut atau ketiak.

Kenapa kok timbul demam?
Demam timbul merupakan mekanisme tubuh yang timbul untuk "memerangi" musuh yang masuk ke dalam tubuh anak. Musuh yang masuk bisa berupa virus, bakteri atau parasit. Demam juga bisa disebabkan karena radang. Kalau datang musuh2 tersebut, mekanisme tubuh mulai berfungsi, menaikkan suhu badan tersebut dan timbul demam.
Pada saat demam, fungsi "perang" tubuh bekerja dengan baik dibandingkan dengan suhu biasa. Demam mengundang lebih banyak leukosit dan meningkatkan aktivitas agar pertumbuhan musuh dihambat.
Oleh karena itu, demam BUKAN PENYAKIT, tapi merupakan tanda bahwa ada yang sedang diperangi oleh tubuh. Jadi JANGAN OBATI DEMAM, tapi OBATI PENYAKITNYA. Jadi, cari sumbernya yang menyebabkan demam.

Apa efek samping demam?
Demam punya efek samping :
1. Kemungkinan dehidrasi, karena saat demam lebih banyak penguapan cairan dari badan. Kalau terlalu banyak yang menguap maka bisa kekurangan cairan. Makanya pada anak demam harus diperbanyak dan dipersering pemberian cairan (air putih, susu, jus, sup, dll)

2. Kejang Demam. Jarang terjadi. Kejang demam tidak berbahaya (yang bahaya kejang tanpa demam).
Demam pada bayi dan anak biasanya disebabkan VIRUS, misalnya demam waktu sariawan, demam waktu batuk-pilek, demam pada waktu diare, bisa langsung ketahuan. Itu pasti VIRUS.
Demam yang disebabkan oleh bakteri pada anak, yang paling sering justru ISK (Infeksi Saluran Kemih). ISK ini ketahuan bila anak demam selama 72 jam tidak turun2 tanpa gejala batuk pilek, dengan cara cek kultur urin.

Bagaimana cara untuk menurunkan demam?
Demam tidak akan turun kalau sumbernya belum diatasi. Jadi demam tidak akan turun kalau badan belum berhasil memerangi virus dalam tubuh. Demam bisa diturunkan sedikit, tapi karena sumbernya belum tuntas hilang, biasanya demam timbul lagi. Jangan panik, karena itu memang mekanisme badan buat memerangi penyakit.

Ada obat buat menurunkan demam?
Ada. Tapi obat ini bukan untuk menghilangkan demam. Ingat ya, kalau sumbernya masih ada, demam pasti juga masih akan timbul. Obat berfungsi untuk menurunkan demam sedikit dan memberi rasa nyaman pada anak. Jadi wajar kalau setelah diberi obat penurun demam kok demamnya naik lagi, kan sumbernya masih ada.

O iya, obat penurun demam diberikan bila anak suhunya sudah diatas 38,5 C ya... Dengan catatan, bila anaknya masih lincah walaupun sudah 39 C ya obatnya ga perlu dikasih, tapi walaupun masih 38,5 ternyata loyo dan kelihatan sakit sekali (menahan nyeri) ya berikan obatnya. Intinya adalah lihat kondisi keseluruhan anak, jangan terpaku pada suhu tubuh saja.

Berdasarkan golongan obat untuk demam, ada urutannya yaitu :
1. Parasetamol atau Asetaminofen. Ini adalah obat penurun demam YANG PALING AMAN. Parasetamol diberikan dengan dosis 10-15 mg per kg BB (Berat Badan) anak. Jadi misalnya anak beratnya 10 kg, berikan parasetamol sebanyak 100 - 150 mg. Contoh, tempra drop (bukan promosi tempra ya...) tiap 0,8 cc mengandung 80 mg parasetamol.
Jadi bila bayinya berat 10 kg, berikan tempra sebanyak 1 cc. Usahakan pemberian parasetamol ini tidak over dosis, karena walaupun aman, parasetamol ini punya efek samping ke hati. (nah...yang aman aja punya efek samping, apalagi yang ga aman yaaa....)

2. Ibuprofen. Ini juga tergolong obat penurun demam yang AMAN. Namun obat jenis ini tidak boleh diberikan pada penyakit seperti Demam Berdarah. Kenapa? Obat ini bisa menyebabkan iritasi lambung, pendarahan saluran cerna, nah...pada pasien DB yang terjadi penipisan saluran darah, bisa menyebabkan komplikasi, bisa BAHAYA. Jadi sebenarnya, tetap lebih baik pakai parasetamol. O iya, salah satu contoh Ibuprofen adalah Proris.
Jangan pernah menggunakan parasetamol dan ibuprofen secara bersama-sama, dimana diminum secara bergantian. Karena tidak ada keuntungannya. Lebih baik satu jenis saja.

3. Asetosal. Tidak boleh digunakan pada anak-anak dibawah 16 tahun. Buat anak2 aja ga boleh, apalagi bayi! Karena dapat menyebabkan iritasi lambung dan Reye Sindrom. Lebih baik tidak menggunakan jenis ini. Contohnya aspilet, aspirin.

4. Metamizole. Dapat menyebabkan alergi. Contoh novalgin. Jangan berikan jenis ini pada anak.

Bagaimana cara menangani demam?
1. Minum yang banyak. Tadi sudah dibilang, demam dapat menyebabkan kemungkinan dehidrasi. Jadi berikan banyak cairan pada anak bila demam. Jenisnya terserah. Kalo masih mau makan, lebih bagus lagi.

2. Kompres dengan air hangat, ada yang bahkan rendam dengan air hangat. Jangan air dingin ya... Soalnya kalau air dingin, otak mengira suhu di luar dingin maka tubuh diperintah harus menaikkan suhu tubuh, jadi malahan tambah panas.

3. Beri obat penurun panas. jangan lupa ya, lihat kondisi keseluruhan anak, jangan hanya berpatokan pada suhu. Tingginya suhu badan tidak menandakan parahnya kondisi badan.

Kapan harus ke dokter?
• Kalau bayi kurang dari 3 bulan suhunya 38 C atau lebih
• Bayi umur 3-6 bulan suhu 38,3oC atau lebih
• Bayi atau anak lebih dari 6 bulan suhu 40oC atau lebih
• Tidak mau minum / kecurigaan dehidrasi
• Tidur terus menerus (lemas / letargi)
• Sesak nafas
• Kejang

Setelah selesai membaca ini semua, tekankan satu hal: JANGAN PANIK !!!!

Karena sebetulnya, yang menjadi bikin repot adalah PANIK yang sudah menguasai, baik ibunya, bapaknya, kakek neneknya, yaa...semua.
Penanganan anak tidak boleh sambil panik. karena kalau kita panik, otak ga jalan. Ilmu jadi lupa semua, kita ga bisa tenang dan berpikir logis.

Akhirnya kabur ke dokter dengan "oleh-oleh" obat yang sebetulnya mungkin tidak diperlukan anak. Malahan bikin lebih parah...


Sumber : NyamKuaci